"Gus Miftah seharusnya memberikan teladan, bukan merendahkan orang lain. Penjual es teh itu sedang berjihad menafkahi keluarganya, dan ucapan tersebut sangat tidak pantas," tegas Sri Hartono pada Selasa (3/12/2024).
Kejadian ini bermula saat Gus Miftah bertanya tentang kondisi dagangan seorang penjual es teh, namun ucapannya dinilai kasar dan direkam oleh peserta ceramah. Video tersebut menjadi viral di media sosial, memicu kecaman luas dari warganet yang mempertanyakan etika dan sikap seorang pemuka agama.
Sri Hartono menekankan bahwa permintaan maaf tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan ini. Ia mendesak agar kalangan ulama memberikan teguran tegas kepada Gus Miftah untuk mencegah insiden serupa di masa depan. "Seorang staf khusus Presiden harus mampu menjaga sikap dan etika dalam setiap tindakannya," imbuhnya.
Kasus ini kembali menyoroti pentingnya perilaku etis dalam kepemimpinan dan peran publik. Sebagai tokoh agama sekaligus pejabat publik, Gus Miftah diharapkan mampu menjaga integritas dan menjadi panutan yang baik bagi masyarakat luas.(Yanto)