BPH Migas, Disparitas Harga Pertamax cs dengan Pertalite Makin Lebar

{getMailchimp} $title={MailChimp Form} $text={Subscribe to our mailing list to get the new updates.}

BPH Migas, Disparitas Harga Pertamax cs dengan Pertalite Makin Lebar

Rabu, 04 Oktober 2023, 9:48:00 PM

Gambar : ilustrasi

Jakarta|JejakKASUS- PT Pertamina (Persero) baru saja menaikkan harga BBM non subsidi. Untuk BBM jenis Pertamax misalnya, naik dari sebelumnya Rp 13.300 menjadi Rp 14.000 per liter.


Dengan demikian, perbedaan harga Pertamax dan BBM penugasan Pertalite semakin besar. Dengan harga Rp 10.000 per liter, Pertalite lebih murah Rp 4.000 dari Pertamax.


Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran adanya pergeseran konsumen Pertamax ke Pertalite. Terlebih, Pertalite disubsidi negara.


Lantas, apakah migrasi konsumen Pertamax ke Pertalite terjadi?


Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengaku belum mengetahui hal tersebut. Meski begitu, dia berharap, konsumen Pertamax ialah mereka yang benar-benar memilih jenis bahan bakar yang ramah lingkungan.


Sejalan dengan itu, ia juga berharap harga minyak segera turun dan stabil. Dengan demikian, perbedaan harga antara Pertamax dan Pertalite semakin kecil.


"Belum tahu saat ini, kita berharap konsumen yg selama ini konsumsi Pertamax mereka memang konsumen yang memilih jenis BBM yang lebih ramah lingkungan, lebih hemat. Dan semoga harga minyak segera turun dan stabil, sehingga gap harga antara Pertalite dan Pertamax semakin kecil," katanya, Rabu (4/10/2023).


Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, kemungkinan migrasi itu pasti ada. Namun, ia menilai jika migrasi pelanggan Pertamax ke Pertalite tidak akan banyak.


"Kalau kemungkinan sih pasti ada, tapi jumlahnya kan saya kira tidak banyak, tapi kemungkinan sih pasti ada," katanya di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (2/10).


Tutuka mengatakan, kenaikan harga BBM non subsidi ini imbas dari melonjaknya harga minyak mentah. Meski demikian, Tutuka mengatakan, harga minyak mentah itu mulai turun.


"Iya, tapi kan yang mentah-mentah udah turun lagi nggak akan naik terus," katanya.(Yanto)

TerPopuler